Banyak hal yang dilakukan aparat
terkait untuk memutus mata rantai peredaran narkotika di Riau. Diantaranya
dengan membuat pengawasan berlapis di berbagai pintu masuk di Riau baik darat,
lau pun udara.
Laporan Syahrul Mukhlis dan
Agustiar, Pekanbaru
DALAM mengantisipasi peredaran
narkotika via udara, khususnya Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim
(SSK) II, sejak lama sudah dibentuk tim pengawasan surveillance dan profiling.
Hal ini berlaku untuk semua penumpang yang datang dan berangkat dari Pekanbaru,
tidak hanya untuk penerbangan dalam negeri mau pun luar negeri.
Pemeriksaan terhadap penumpang dan
bagasinya, pihak bandara menggunakan x-ray dan metal detector yang ditempatkan
di dua titik, yakni di pintu masuk ke areal bording pass namun juga di pintu
masuk ruang tunggu.
‘’Jadi kami sebenarnya kami itu fokus kepada
keamanan dan keselamatan penerbangan, namun demikian apa bila ada hal-hal
seperti itu (peredaran narkoba, red) yang berwenang aparat terkait untuk
menindaklanjuti,’’ ungkap General Manager PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara
SSK II Pekanbaru Arif Darmawan, Jumat (13/3).
Untuk pemeriksaan ini, dikatakan
Arif, peralatan yang disiapkan itu tidak mendukung atau tidak bisa mengetahui
secara langsung keberadaan narkotika pada diri penumpang pesawat. Namun ada
kemampuan dari petugas yang bisa membaca dan membedakan mana penumpang membawa
narkotika dan mana yang tidak. ‘’Yang kami gunakan ekplosif dan metal detector
yang mendukung kami untuk menciptakan keamanan dan keselematan penerbangan,’’
ujarnya.
Disampaikan Arif, di SSK II itu ada
dua titik Security Check Point (SCP). ‘’Satu untuk bagasi dan juga manusiannya,
dan SCP kedua yang juga dilengkapi dengan metal detector dan eksplosif nya,
jadi ada dua lapis,’’ ungkapnya.
Di Bandara sendiri, untuk persoalan
peredaran narkotika itu dari aparat kepolisian juga menyebar tim dan intel.
Untuk 2015 ini, sudah mencegah dua tersangka peredaran narkotika jenis pil yang
terjadi pada Kamis (5/3) dan Ahad (8/3) kemarin.
Pelabuhan Tidak Menggunakan X-Ray
Sudah sejak tiga tahun lalu
Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru tidak lagi menggunakan fasilitas deteksi x-ray
untuk mendeteksi barang dan penumpang yang keluar masuk pelabuhan. Namun
demikian, pengawasan dan antisipasi terhadap barang bawaan penumpang dari
barang terlarang seperti narkotika tetap dilakukan.
Kepala UPTD Dishub Pelabuhan Sungai
Duku Pekanbaru, Joniansyah, mengatakan, alat deteksi jenis x-ray atau Ray Scan
itu mereka gunakan sewaktu masih ada rute pelayaran tujuan Malaka,Malaysia,
Jumat (13/3). ‘’Dulu saat masih ada kapal tujuan Malaysia, masih pakai ray
scan. Tapi sejak tiga tahun lalu, tidak difungsikan lagi,’’ kata Joniansyah.
Untuk pengawasan, UPTD Dishub
Pelabuhan Sungai Duku bekerjasama dengan pihak kepolisian sektor kawasan
pelabuhan. ‘’Pelabuhan Sungai Duku ini bukan pelabuhan bongkar muat barang,
kami mengawasi penumpang dan barang bawaannya. Cuma tentengan saja, tapi ada
polisi yang membantu dari sisi pengawasan dan pengamanan,’’ kata Joniansyah.
Ditanya bagaimana dengan kondisi
penumpang yang menyimpan narkotika di dalam pakaian atau yang melekat di
tubuhnya seperti yang tertangkap di bandara beberapa waktu lalu, Joniansyah
mengatakan tidak pernah ditemukan di pelabuhan. ‘’Selama saya disana, belum ada
yang tertangkap tangan membawa yang seperti itu (narkotika,red),’’ kata
Joniansyah.
Antisipasi selalu dilakukan dengan
pengawasan lapangan dan melihat kondisi yang mencurigakan. ‘’Sekali-isekali BNN
Kota Pekanbaru juga turun untuk melakukan pemeriksaan. Tes urine terhadap
nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK), tapi itu berkala, tidak setiap hari,’’ kata
Joniansyah.
Menurut Joniansyah, setiap
keberangkatan juga harus melaporkan kondisi kesehatan karena ada petugas
kesehatan juga di pelabuhan Sungai Duku. Setiap harinya, Sungai Duku digunakan
oleh sekitar 600 sampai 800 orang penumpang speedboat. Ada 12 armada yang dengan tujuan ke Kabupaten Siak, Bengkalis
dan Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti.
BRPS Tak Miliki Alat Pendeteksi
Terminal Badaraya Payung
Sekaki (BRPS) selalu melibatkan pihak
kepolisian dalam pengawasan penumpang yang hilir mudik keluar dan berangkat
dari terminal tersebut. Termasuk pengawasan terhadap narkotika. Hal ini
diungkapkan Kepala UPTD Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BRPS) Kota Pekanbaru,
Achmad Juli Wira Bhakti SE, Jumat (13/3).
‘’Dalam pengawasan, pelayanan,
keamanan dan kebersihan di Terminal BRPS Kota Pekanbaru, kami selalu melibatkan
pihak kepolisian yang ada di terminal. Jadi kami selalu pantau segala kegiatan
untuk menghindari aksi atau aktifitas yang tidak bertanggungjawab juga antisipasi
narkotika,’’ kata Wira Bhakti.
Menurut Wira, sejak menjabat 2013
lalu di BRPS belum pernah menemukan adanya tindakan peredaran narkotika di
sana. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan angkutan darat dijadikan
transportasi bagi pihak-pihak pengedar, namun dengan berkoordinasi maka mereka
selalu siap dan siaga.
‘’Kalau sifatnya benda terlarang,
membahayakan penumpang lain, itu langsung kami serahkan kepada polisi yang
selalu ada dalam terminal,’’ ujar Wira Bhakti. Kami di terminal BRPS memang belum
mempunyai alat pelacak yang canggih. Tapi saya sudah mengajukan, kedepannya
Terminal BRPS ini harus mempunyai pendeteksi sekurang-kurangnya metal detector
kalaupun tidak seperti X-ray,’’ kata Wira Bhakti.(kun)
Sumber : http://www.riaupos.co/65247-berita-pengawasan-berlapis-di-pintu-masuk-pekanbaru.html#.VRgC1I6YEeU