Minggu, 29 Maret 2015

Pengawasan Berlapis di Pintu Masuk Pekanbaru

Banyak hal yang dilakukan aparat terkait untuk memutus mata rantai peredaran narkotika di Riau. Diantaranya dengan membuat pengawasan berlapis di berbagai pintu masuk di Riau baik darat, lau pun udara.

Laporan Syahrul Mukhlis dan Agustiar, Pekanbaru

DALAM mengantisipasi peredaran narkotika via udara, khususnya Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II, sejak lama sudah dibentuk tim pengawasan surveillance dan profiling. Hal ini berlaku untuk semua penumpang yang datang dan berangkat dari Pekanbaru, tidak hanya untuk penerbangan dalam negeri mau pun luar negeri.

Pemeriksaan terhadap penumpang dan bagasinya, pihak bandara menggunakan x-ray dan metal detector yang ditempatkan di dua titik, yakni di pintu masuk ke areal bording pass namun juga di pintu masuk ruang tunggu.

 ‘’Jadi kami sebenarnya kami itu fokus kepada keamanan dan keselamatan penerbangan, namun demikian apa bila ada hal-hal seperti itu (peredaran narkoba, red) yang berwenang aparat terkait untuk menindaklanjuti,’’ ungkap General Manager PT (Persero) Angkasa Pura II Bandara SSK II Pekanbaru Arif Darmawan, Jumat (13/3).

Untuk pemeriksaan ini, dikatakan Arif, peralatan yang disiapkan itu tidak mendukung atau tidak bisa mengetahui secara langsung keberadaan narkotika pada diri penumpang pesawat. Namun ada kemampuan dari petugas yang bisa membaca dan membedakan mana penumpang membawa narkotika dan mana yang tidak. ‘’Yang kami gunakan ekplosif dan metal detector yang mendukung kami untuk menciptakan keamanan dan keselematan penerbangan,’’ ujarnya.

Disampaikan Arif, di SSK II itu ada dua titik Security Check Point (SCP). ‘’Satu untuk bagasi dan juga manusiannya, dan SCP kedua yang juga dilengkapi dengan metal detector dan eksplosif nya, jadi ada dua lapis,’’ ungkapnya.

Di Bandara sendiri, untuk persoalan peredaran narkotika itu dari aparat kepolisian juga menyebar tim dan intel. Untuk 2015 ini, sudah mencegah dua tersangka peredaran narkotika jenis pil yang terjadi pada Kamis (5/3) dan Ahad (8/3) kemarin.

Pelabuhan Tidak Menggunakan X-Ray
Sudah sejak tiga tahun lalu Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru tidak lagi menggunakan fasilitas deteksi x-ray untuk mendeteksi barang dan penumpang yang keluar masuk pelabuhan. Namun demikian, pengawasan dan antisipasi terhadap barang bawaan penumpang dari barang terlarang seperti narkotika tetap dilakukan.

Kepala UPTD Dishub Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru, Joniansyah, mengatakan, alat deteksi jenis x-ray atau Ray Scan itu mereka gunakan sewaktu masih ada rute pelayaran tujuan Malaka,Malaysia, Jumat (13/3). ‘’Dulu saat masih ada kapal tujuan Malaysia, masih pakai ray scan. Tapi sejak tiga tahun lalu, tidak difungsikan lagi,’’ kata Joniansyah.

Untuk pengawasan, UPTD Dishub Pelabuhan Sungai Duku bekerjasama dengan pihak kepolisian sektor kawasan pelabuhan. ‘’Pelabuhan Sungai Duku ini bukan pelabuhan bongkar muat barang, kami mengawasi penumpang dan barang bawaannya. Cuma tentengan saja, tapi ada polisi yang membantu dari sisi pengawasan dan pengamanan,’’ kata Joniansyah.

Ditanya bagaimana dengan kondisi penumpang yang menyimpan narkotika di dalam pakaian atau yang melekat di tubuhnya seperti yang tertangkap di bandara beberapa waktu lalu, Joniansyah mengatakan tidak pernah ditemukan di pelabuhan. ‘’Selama saya disana, belum ada yang tertangkap tangan membawa yang seperti itu (narkotika,red),’’ kata Joniansyah.

Antisipasi selalu dilakukan dengan pengawasan lapangan dan melihat kondisi yang mencurigakan. ‘’Sekali-isekali BNN Kota Pekanbaru juga turun untuk melakukan pemeriksaan. Tes urine terhadap nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK), tapi itu berkala, tidak setiap hari,’’ kata Joniansyah.

Menurut Joniansyah, setiap keberangkatan juga harus melaporkan kondisi kesehatan karena ada petugas kesehatan juga di pelabuhan Sungai Duku. Setiap harinya, Sungai Duku digunakan oleh sekitar 600 sampai 800 orang penumpang speedboat. Ada 12 armada yang  dengan tujuan ke Kabupaten Siak, Bengkalis dan Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti.

BRPS Tak Miliki Alat Pendeteksi
Terminal Badaraya Payung Sekaki  (BRPS) selalu melibatkan pihak kepolisian dalam pengawasan penumpang yang hilir mudik keluar dan berangkat dari terminal tersebut. Termasuk pengawasan terhadap narkotika. Hal ini diungkapkan Kepala UPTD Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BRPS) Kota Pekanbaru, Achmad Juli Wira Bhakti SE, Jumat (13/3).

‘’Dalam pengawasan, pelayanan, keamanan dan kebersihan di Terminal BRPS Kota Pekanbaru, kami selalu melibatkan pihak kepolisian yang ada di terminal. Jadi kami selalu pantau segala kegiatan untuk menghindari aksi atau aktifitas yang tidak bertanggungjawab juga antisipasi narkotika,’’ kata Wira Bhakti.

Menurut Wira, sejak menjabat 2013 lalu di BRPS belum pernah menemukan adanya tindakan peredaran narkotika di sana. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan angkutan darat dijadikan transportasi bagi pihak-pihak pengedar, namun dengan berkoordinasi maka mereka selalu siap dan siaga.

‘’Kalau sifatnya benda terlarang, membahayakan penumpang lain, itu langsung kami serahkan kepada polisi yang selalu ada dalam terminal,’’ ujar Wira Bhakti. Kami di terminal BRPS memang belum mempunyai alat pelacak yang canggih. Tapi saya sudah mengajukan, kedepannya Terminal BRPS ini harus mempunyai pendeteksi sekurang-kurangnya metal detector kalaupun tidak seperti X-ray,’’ kata Wira Bhakti.(kun)

Sumber : http://www.riaupos.co/65247-berita-pengawasan-berlapis-di-pintu-masuk-pekanbaru.html#.VRgC1I6YEeU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar