Dulu kita hanya mengenal harga tiket pesawat dalam 3 kelas,
ekonomi, bisnis dan first class. Harganyapun cenderung tidak berfluktuasi.
Namun pada 10 tahun terkahir harga tiket pesawat bisa naik turun seperti roller
coaster. Persaingan antar maskapai yang memicu perubahan strategi penarifan
tiketnya. Pada kelas ekonomi beberapa airline membaginya menjadi sub-class yang
banyak bahkan hingga 12 sub-class (dynamic pricing). Penumpang dapat memperoleh
sub-class T, V, K hingga full fare yang biasanya disebut Y Class. Penamaan
sub-class ini berbeda antar airline.
Tiket sub-class mana yang dijual paling awal menjadi
strategi masing-masing airline dan sifatnya situasional. Namun biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
Musim penumpang.
Biasanya jika masuk pada masa sepi penumpang, airline akan menjual sub-class
paling bawah terlebih dulu dengan kuota kursi tertentu. Sedangkan jika masuk
masa-masa ramai penumpang jangan berharap tiket sub-class bawah ini dijual,
biasanya airline membukanya dengan sub-class di atasnya.
Hari dan jam
keberangkatan. Alokasi jumlah sub-class juga dipengaruhi oleh hari dan jam
penerbangan. Secara umum hari atau jam-jam yang kurang popoler ditawarkan
dengan harga lebih murah. Jadi jangan terlalu berharap tiket murah untuk
penerbangan siang ke Bali pada Jumat,
Sabtu atau pada libur sekolah, lebaran dan tahun baru. Jam populer juga sangat
tergantung rutenya. Misalnya jam populer untuk rute Jakarta- Surabaya atau
sebaliknya adalah pagi dan malam, penerbangan siang hari biasanya tidak terlalu
ramai.
Rute gemuk atau
kurus. Untuk rute-rute gemuk dan populer Anda berpeluang mendapatkan fluktuasi
harga ini. Harga tiket pesawat pada jalur ini bisa seperti pergerakan harga
saham di bursa, bisa berubah dalam bilangan menit. Rute gemuk seperti
Jakarta-Surabaya yang sehari diterbangi lebih dari 45x PP, pergerakan harga
akan lebih dinamis. Sedangkan untuk
rute-rute kurus, bahkan perintis, fluktuasi harga jarang terjadi. Untuk rute
ini harga tiket pesawat cenderung merupakan harga tertinggi. Dengan alasan ini
maka harga tiket rute Denpasar-Labuan Bajo atau Balikpapan-Berau cenderung
tidak banyak berubah apapun kondisinya.
Dengan strategi ini sebenarnya penumpang lebih diuntungkan
karena berpeluang mendapatkan tiket murah dan tersedia banyak pilihan harga
sesuai dengan kebutuhan perjalanannya. Saya tetap sarankan harga tiket bukan
satu-satunya faktor dalam memilih penerbangan. Faktor keselamatan yang harus
tetap diprioritaskan. Berikut tips singkat menyiasati statregi dynamic pricing
tersebut.
Usahakan untuk
memesan tiket jauh-jauh hari. Ini hanya berlaku jika rencana perjalanan Anda
dapat diketahui dari awal. Namun jika rencana perjalanan Anda masih belum
pasti, cari tiket dengan kondisi yang memungkinkan Anda merubah jadwal. Ingat,
tiket sub-class bawah ini biasanya diikuti dengan syarat dan kondisi tertentu,
diantaranya masa laku tiket, non-refundable, non rerouteable, non endorseable
dan non-non lainnya. Pada beberapa airline, tiket murah hanya dijual dengan
kondisi tanpa bagasi. Pertimbangkan hal ini jika Anda terbang dengan barang
bawaan yang banyak, jangan sampai Anda mendapatkan harga tiket murah tapi harus
membawar bagasi yang mahal.
Rajin-rajin
memantau harga tiket. Beberapa airline yang menyediakan fasilitas pembelian
online, biasanya tarif yang dijual lebih transparan. Anda juga dapat memantau
pergerakan harga kapan saja. Berdasarkan pengalaman saya, Air Asia, Mandala,
Citilink, Batavia, Garuda Indonesia cukup transparan dalam menyajikan harga di
situsnya. Usahakan untuk memperoleh kondisi tiket yang Anda beli.
Untuk bepergian
dengan group, sebaiknya Anda langsung menghubungi airline-nya. Beberapa airline
menyediakan layanan khusus untuk group, dan membatasi jumlah penumpang pada pembelian
reguler.
Pilih hari
keberangkatan yang berlawanan dengan kebiasaan penumpang. Sebagai contoh,
hampir dapat dipastikan tiket pesawat lebih tinggi saat Anda terbang dari
Jakarta ke Bali pada hari Jumat atau Sabtu pagi. Tapi jika Anda berangkat ke
Bali hari Minggu , Anda berpeluang mendapatkan tiket lebih murah.
Pilih jam-jam
penerbangan yang tidak terlalu populer. Jam penerbangan pagi dan siang ke Bali
biasanya paling diminati sebab penumpang akan tiba saat check-in hotel dan
masih cukup waktu untuk menikmati Bali begitu samapai. Tapi jika Anda tidak
terikat acara di kota tujuan pertimbangkan untuk memilih jam-jam yang tidak
terlalu populer. Namun perlu diingat, jangan sampai Anda mendapatkan tiket
murah tapi harus merogoh kocek Anda untuk nginap di transit hotel atau membayar
transportasi lanjutan yang lebih mahal.
Nah dengan strategi penarifan seperti ini, tidak usah
terlalu berharap mendapatkan tiket murah saat liburan sekolah tiba, apalagi
Anda baru memesannya mendekati jadwal keberangkatan.
Sumber : https://totosp.wordpress.com/2009/07/07/mengapa-harga-tiket-pesawat-suka-naik-turun-seperti-roller-coaster/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar